Menyikap Mukjizat dalam Shalat

Allah berfirman;

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang2 yang beriman.” (An-Nisa’: 103)

“perintahkan kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaha: 132)

“katakanlah kepada hamba2-Ku yang telah beriman, hendaklah mereka mendirikan shalat” (Ibrahim: 31)

“Peliharalah segala shalat(mu) dan peliharalah shalat wustha.” (Al-Baqarah: 238)

Latihan2 olah raga merupakan salah satu aktivitas yang dianjurakan oleh ilmu kesehatan. Membiasakan latihan2 seperti itu bisa membetuk kebugran tubuh yang mesti terpenuhi, demi terciptanya akal sehat. Aktivitas shalat 5 kali sehari merupakan media terbaik untuk merengkuh manfaat positif darinya. Karena waktu shalat adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan latihan2 tersebut.

Pasalnya, waktu sebelum terbitnya matahari terdapat hawa yang menyegarkan dan karenanya dapat membangkitkan energi tubuh. Waktu Dzuhur di saat orang melepas lelah dari kesibukan adalah saat yang sangat tepat untuk memulihkan keseimbangan energi. Waktu ashar di saat aktivitas seseorang menjelang usai adalah masa yang sangat tepat untuk mengembalikan daya energi dalam tubuh. Waktu Maghrib adalah masa dimana seseoarang menyongsong aktivitas baru (memulai kegiatan baru). Sedangkan waktu Isya adalah waktu diman tubuh memerlukan energi baru, setelah seharian penuh beraktivitas yang sangat melelahkan. Kelima waktu itulah yang merupakan beberapa masa yang paling tepat bagi seseorang untuk mengganti energi dirinya yang sempat “hampir” hilang.

Bagi pakar muslim, gerakan2 shalat mulai dari berdiri, duduk, dan sujud yang dilakukan berulang-ulang dalam sehari adalah jalan terbaik untuk melancarkan sistem peredaran darah. Denagn lancarnya sistem peredaran darah, maka seluruh organ tubuh bertambah energik.

Ada satu hal ynag menarik perhatian bagi seorang dokter forensik (visum), dokter orthopedic (tulang) terkenal asal prancis, kala ia berlibur ke Mesir. Di sela2 kunjunagnnya di antara Masjid2 Mesir, ia menemukan praktik pengobatan baru untuk penyakit2 punggung. Terapi saki punggung ysng disjuksn adalah dengan cara melakukan gerakan shalat 5 kali sehari. Pasalanya, aktivitas sujud dan ruku’ adalah gerakan2 yang berfungsi untuk memperkuat tulang punggung, dan berguna untuk melemaskan tulang belakangnya (sumsum). Ketika itu juga, kala tur ke negeri asing ini, sambutan hangat dari masyarakatpun tampak. Dengan serta merta mereka berusaha keras menyaksikan praktik shalat, untuk mengetahui kiat2 menjaga tulang sumsung belakang agar tetap kuat.

Di samping itu, secara ilmiah telah ditetapkan, bahwa ruku’, berdiri (tegap) dan sujud ternyata mampu menguatkan otot2 punggung dan perut. Juga sekaligus bisa melenyapkan berbagai minyak dan lemak yang terkadang menempel di dinding2 perut.

Sedangkan sujud, berfungsi sebagai penguat otot2 paha dan lutut. Juga membantu lairan peredaran darah ke seluruh organ tubuh, menguatkan dinding2 perut dan menstabilkan pencernaan usus.

Gerakan sujud adalah aktivitas yang berguna untuk mengkonversi gejala2 penyakit pembengkakan pada lambung yang diakibatkan pengerutan otot2nya. Juga akibat dioperasikannya katup penghalang yang terletak antara perut dan dada.

Dari sini shalat dapat dipandang sebagai olah raga jasmani yang bermanfaat bagi tubuh. Karena ia mampu menggerakkan seluruh organ tubuh, baik otot2, persendian, maupun tulang.

Faedah dan keuntungan shalt bagi organ tubuh tidak hanya sebats itu saja. Pengobatan saat ini menetapkan terapi penurunan darah tinggi bisa ditempuh dengan melaksanakn shalat. Jika seseorang rajin melaksanakn shalat, sedangkan ia mengidap penyakit darah tinggi, maka lambat laun akan menemukan hasilnya. (Abdurrazak Naufal, Al- Islam wal ’Ilmul Hadist)

Para pakar Islam sepakat bahwa dengan melakukan shalat secara teratur sebelum makan, berarti sama halnya menjaga dan melindungi diri dari penyakit2 perut. Lebih2 penyakit akibat luka lambung. Karenanya orang yang mengidap penyakit maag, selalu dianjurkan untuk mengekang konsumsi makanan selama terjadi sensitivitas kepekaan urat2 syaraf yang berakibat sering cepat naik pitam. Jika dalam kondisi seperti ini, sangat dianjurkan untuk menenangkan lebih dahulu hingga mencapai suasana rileks, santai dan fresh. Setelah itu barulah mengkonsumsi makanan.

Penemuan ilmiah yang menunjukkan bahwa shalat mempunyai dampak langsung terhadap sistem kerja syaraf. Karena ia bisa menghilangkan ketegangan, menentramkan pergolakan jiwa dan sekaligus sebagai terapi kegoncangan2 (penyakitnya). Lebih dari itu, shalat juga menjadi obat penyembuh yang mujarab bagi orang yang sulit tidur akibat guncangnya sistem urat syaraf.

Dr. Thomas Heislub berkata, ”Bagi saya shalat merupakan salah satu unsur utama penyangga aktivitas tidur seseorang yang saya ketahui lewat pengalaman empiris dan penelitihan bertahun2. Saya katakan ini dalam kapasitas profesi saya sebagai dokter (dan sebagai tanggung jawab moral yang saya tekuni). Shalat dapat dijadikan sebagai media utama untuk menentramkan jiwa, dan juga menebarkan kenyamanan ke segenap jaringan urat syaraf yang saya ketahui hingga sekarang”.

Sementara itu, Dr. Edwin Frederick selaku dosen pada fakultas ilmu urat syaraf yang tinggal di AS pernah berkata, ”Ada ribuan dokter, namun tidak satupun diantaranya yang terkenal. Mayoritas mereka memiliki intelegensia rendah. Kendati demikian ada secercah harapan karena mereka dapat meyembukan penyakit2 dan menjaga kesehatan melalui sebuah mukjizat. Mukjizat yang bernama sahalat”.

Dr. Casius Carl, peraih gelar nobel dalam bidang kedokteran dan mereka ketua bidang penelitian di Yayasan Roskfler, AS, pernah berkata, ”Di sini setidaknya shalat membicarkan tentang cara kerja (aktivitas) organ tubuh manusi. Bahkan sejauh ini ia diyakini sebagai faktor kreativitas manusia. Saya dalam hal ini memandang dari sudut keilmuan yang saya geluti. Di kala para pasien telah gagal dalam terapi penyembuhannya dengan metode mengkonsumsi obat2an, maka seorang dokter menegadahkan tangannya dengan penuh khusyu dan harap dengan kepasrahannya. Konon ketika ia shalat, tiba2 saja penyakitnya sirna, lenyap.

Shalat bagai logam radium, yakni sebagai sumber penyinaran yang terus menerus menghasilkan aktivitas2 lain. Dampak posistif shalat juga terasa seperti yang kita rasakan bersama dalam persolan ”patologi”. Banyak kasus orang sakit yang terbebas dari berbagai macam penyakit seperti TBC, britonis, radang tulang, luka2 yang bernanah dan kanker.

Ada sejumlah pakar Islam yang belum megetahui banyak tentang poenggabungan pandangan2 agama dan syiar2nya. Dengan munculnya studi semacam ini, mungkinkah bagi seseorang untuk menyalahgunakan nilai2 shalat sebagai langkah preventif guna penyembuhan penyakit2.

Salah seorang guru olah raga Mesir berpendapat bahwa gerakan2 yang lebih dikenal dengan istilah ”Gerakan Hitam” sebenarnya telah banyak mengadopsi konsep shalat yang didalamnya terdapat gerakan2 fisik. Dalam pelaksanaanya, haruslah dengan cermat dan teratur. Yakni, dimulai dengan sikap tegak, beralih ke sikap ruku’, dan diteruskan beberapa saat berdiri tegap. Kemudian barulah gerakan2 sujud. Dari gerakan sujud, dilanjutkan ke gerakan bangun, lalu untuk kali kedua kembali sujud, dan disempurnahkan dengan berdiri tegap. Hal ini dilakukan berulang2 dari rakaat pertama ke rakaat kedua dan barulah bertasyahud, begitulah dilakukan pengulangan gerakan untuk mencapai shalat yang sempurna.

Begitu pula dengan barisan makmum. Mereka berdiri pada garis sejajar, bersama2 menuju arah kiblat dan tegak berdiri dalam jarak satu jengkal antara kedua telapak kakinya. Sedangkan kakinya dalam posisi berimbang. Para pakar telah mengemukakan pendapatnya bahwa berdiri dengan meregangkan kedua telapak kaki dapat membantu menjaga keseimbangan kala turun untuk bersujud dan bangkit darinya. Juga bisa lebih menguatkan urat syaraf.

Dari keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat seperti olah raga fisik yang dilakukan seseorang dengan ”variasi gerakan” yang mencakup keseluruhan organ tubuh. Tak salah lagi shalat dapat membangkitakan aktivitas dan kreativitas dan sekaligus mencegah kemalasan serta mampu menghilanhkan keletihan. Lebih dari itu, shalat adalah ”olah raga spiritual” bertemunya ruh sang hamba dengan Sang Maha Pencipta yang menyimpan pesan pembaruan dan perelaan. Itulah hasil penemuan sains modern setelah rentang masa 14 abad lamanya.

0 comments:

 
Template by: Abdul Munir | Blog Layout4all